........Selamat Hari Jadi Kab. Nunukan ke 13 tgl 12 Oktober 2012.......

Rabu, 23 Februari 2011

Pembebasan BM impor pangan dinilai tidak strategis

Pembebasan BM impor pangan dinilai tidak strategis


Bongkar-muat komoditas gula (dok. kabarbisnis.com-

SURABAYA, kabarbisnis.com:

Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menganggap keputusan pemerintah untuk membebasakan bea masuk (BM) impor komoditas pangan seperti beras, kedelai, gandum, dan pakan ternak adalah kebijakan yang tidak strategis.

Pasalnya langkah tersebut hanya berdasarkan pada kepentingan konsumen dengan mengesampingkan kelangsungan sektor pertanian di masa yang akan datang.

"Kalau hal ini dilakukan, maka hasil produksi pertanian domestik akan terpukul dan harga akan jatuh. Pada akhirnya akan terjadi kebangkrutan massal di bidang pertanian yang akan mengakibatkan ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan selamanya," ungkap Ketua Bidang Penyuluhan dan Pengembangan Pertanian Dewan Pimpinan Nasional HKTI, Arum Sabil, di Surabaya, Rabu (19/1/2011).

Jika kebangkrutan massal terjadi, lanjutnya, bisa saja petani akan memilih menjual tanah mereka kepada pemilik modal untuk dijadikan lahan perumahan atau properti dan lahan industri.

"Kalau hal ini sampai terjadi, maka angka pengangguran akan semakin meningkat dan kemiskinan akan bertambah besar," tegas Arum.

Harusnya, terang laki-laki yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan meningkatkan daya beli masyarakat dan bukan malah masuk perangkap ketergantungan total terhadap komoditas pangan impor.

"Caranya ya dengan meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produksi mereka, karena hampir 60% masyarakat Indonesia hidup dari sektor tertanian. Jika daya beli mereka terangkat, maka berapapun harga pangan di pasaran, mereka akan mampu membeli," tekannya.

Adapun langkah yang harus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian diantaranya adalah dengan memperbaiki irigasi sawah yang sebagian besar telah mengalami kerusakan. Sebaban saat ini kondisi irigasi di persawahan sudah tidak bisa diandalkan.

"Jika musim penghujan air tidak bisa dibuang dan jika musim kemarau, air susah didapatkan," ungkapnya.

Upaya kedua yang harus dilakukan yaitu dengan menggencarkan aksi penggunaan pupuk organik untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia serta ketiga melakukan riset dan penelitian dengan membuat proyek percontohan pertanian berdasarkan kluster, seperti sentra tanaman jagung, sentra tanaman kedelai, sentra tanaman hortikultura dan sentra tanaman padi dan tebu.

"Dengan langkah ini, saya optimistis, kinerja pertanian kita akan mengalami peningkatan. Dan pastinya ketergantungan pangan impor tidak akan terjadi," lanjut Arum. kbc6

Sumber : http://www.kabarbisnis.com/life-style/perdagangan/2817485-Pembebasan_BM_impor_pangan_dinilai_tidak_strategis.html

Tambah anggaran sektor pertanian jadi 10%

HKTI: Tambah anggaran sektor pertanian jadi 10%


Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) HKTI Prabowo Subianto saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) VII Dewan Pimpinan Daerah (DPD) HKTI Jawa Timur di Hotel Utami, Sidoarjo, Jumat (22/10/2010). (Rachmad Hidayatullah)

SIDOARJO, kabarbisnis.com: Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mendesak pemerintah untuk meningkatkan anggaran sektor pertanian sampai dengan 10% dari total Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN).

Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) HKTI Prabowo Subianto menyatakan dengan kekuatan APBN saat ini yang mencapai Rp1.200 triliun, ternyata anggaran yang dialokasikan untuk sektor pertanian hanya 1%.

"Menambah anggaran untuk sektor pertanian merupakan kebutuhan mendesak bagi Indonesia hari ini sebab seiring terjadinya perubahan iklim, pasokan komoditas pangan terancam berkurang," ujar Prabowo usai membuka Musyawarah Daerah (Musda) VII Dewan Pimpinan Daerah (DPD) HKTI Jawa Timur di Hotel Utami, Sidoarjo, Jumat (22/10/2010).

Menurut Prabowo dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian sangatlah besar, sehingga harus memperoleh perhatian khusus dari pemerintah. Pemerintah seharusnya segera melakukan penelitian untuk menemukan varietas tanaman pangan yang mampu beradaptasi dengan perubahan iklim.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah harus mengusahakan perluasan lahan pertanian produktif. Dengan demikian produksi sektor pertanian meningkat dan mampu mengatasi kendala-kendala pasokan komoditas pangan yang menyusut akibat perubahan iklim.

"HKTI bekerjasama dengan Badan Teknologi Atom Nasional (BATAN) telah menghasilkan benih padi unggulan untuk mengantisipasi perubahan iklim. Benih padi yang telah kami edarkan yaitu Mira 1 dan Mira 2. Berikutnya, kami akan luncurkan juga benih unggul kedelai dan gandum," papar Prabowo.

Dia mengungkapkan, HKTI menargetkan benih unggul tersebut dapat ditanam di 1 juta hektar lahan padi atau sekitar 8,3% dari keberadaan lahan di seluruh Indonesia.

Probowo juga mengingatkan agar dalam situasi ini, tanggung jawab pemerintah harus disokong oleh para petani dengan turut serta mengerem laju pertumbuhan penduduk dengan melakukan program keluarga berencana (KB).

"Kalau terjadi ledakan penduduk di Indonesia, sementara produksi komoditas pangan terkendala perubahan iklim, bisa jadi timbul krisis pangan. Untuk itu para petani juga harus berupaya mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan ikut program KB," kata Prabowo.

Dia menambahkan, kebutuhan pangan dunia kedepan akan sangat besar dan Indonesia berpeluang mengambil kesempatan tersebut sebab kekayaan Indonesia terletak di sektor pertanian. Kebangkitan Indonesia, menurut Probowo, akan ditopang oleh sektor pertanian.

"Bayangkan, Republik Rakyat Tiongkok [RRT] yang kini memiliki penduduk setara 25% dari seluruh penduduk di seluruh dunia, ternyata hanya memiliki 7% tanah yang bisa menghasilkan pangan. Indonesia bisa menjadi pemasok pangan dan energi yang dominan di dunia," jelasnya.

Dengan demikian, sambung Prabowo, keberadaan petani harus benar-benar menjadi tulang punggung yang terhormat di Indonesia. "Simpanan para petani, menurut Bank Indonesia mencapai Rp31 triliun. Jangan sampai uang yang dihasilkan para petani mengalir ke kota dan selanjutnya bermuara di ibukota tanpa kembali lagi ke desa," tegas Prabowo.

HKTI, lanjutnya, akan berupaya keras agar kesejahteraan, kemakmuran, dan kejayaan bisa dinikmati para petani. Prabowo meyakini cita-cita ini dapat dicapai dalam waktu singkat apabila para pemimpin mampu menerapkan strategi yang tepat dan konsisten.

Sementara itu, Pj Ketua DPD HKTI Jatim Supriyatno menyatakan siap mendukung program Provinsi Jatim untuk menjadi provinsi dengan produksi pertanian terbesar di dunia.

"HKTI telah mendukung ikhtiar para petani dengan berbagai program. Diantaranya kami telah membentuk koperasi HKTI, penyerahan bantuan sarana pertanian seperti traktor dan pompa air, dan berbagai program lainnya," ujar Supriyatno. kbc3

Sumber : http://www.kabarbisnis.com/life-style/agribisnis/2815540-HKTI__Tambah_anggaran_sektor_pertanian_jadi_10_.html


Mustofa, Ketua DPD HKTI Jawa Timur

Mustofa, berupaya mewujudkan petani sejahtera dan makmur


Ketua DPD HKTI Jatim Mustofa Kamal Pasa. (dok. kabarbisnis.com)

ENERGIK
, demikian kesan pertama yang ditangkap dari pria muda kelahiran Mojokerto, 27 Maret 1973 ini. Kesan ini bukan halusinasi, namun demikian adanya Mustofa Kamal Pasa.

Belum genap seminggu dilantik menjadi Bupati Mojokerto pada 18 Oktober 2010, Mustofa berkompetisi kembali, kali ini dalam pemilihan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPD HKTI) Jawa Timur dan sukses terpilih sebagai ketua untuk periode 2010-2015 pada 23 Oktober 2010.

Dia melihat bahwa Jawa Timur maupun Mojokerto sama-sama memiliki potensi besar di sektor pertanian. Daya dukung dari pemerintahan dan stakeholder lain di Jatim merupakan kunci untuk memberdayakan petani.

“Kalau di Mojokerto, saya melihat potensi pertanian, peternakan, dan perikanan merupakan potensi besar yang perlu diungkit agar lebih maju dibandingkan sekarang. Untuk Jatim, saya melihat sektor pertanian telah memperoleh perhatian besar Gubernur, tinggal para stakeholder seperti HKTI ini harus bisa memberi sumbangsih lebih besar,” papar Mustofa di sela-sela Musyawarah Daerah VII DPD HKTI Jatim pekan lalu.

Dia mencontohkan keberadaan Puspa Agro sebagai wujud konkrit dukungan Gubernur Jatim bagi sektor pertanian Jatim. HKTI, lanjutnya, akan memaksimalkan fungsi Puspa Agro sebagai fasilitas pengungkit kesejahteraan dan kemakmuran para petani, dan bukan hanya dimanfaatkan oleh para tengkulak.

Distorsi pasar akibat ulah para tengkulak ini menurut Mustofa, bukan hanya satu-satunya pekerjaan rumah (PR) bagi HKTI. PR lainnya sangat menumpuk diantaranya adalah mendukung perluasan lahan pertanian dan mengerem alih fungsi lahan produktif menjadi kawasan industri dan perumahan.

“Rencana Tata Ruang dan Wilayah [RTRW] yang disusun pemerintah daerah terkadang tak mempedulikan alih fungsi lahan subur ini. Maka HKTI akan menghimbau agar lahan-lahan subur tetap diperuntukkan untuk sektor pertanian,” tegas putra pasangan H. Djakfaril dan Hj. Fatimah ini.

Mustofa sendiri telah membuktikan visinya di sektor pertanian dengan memulai revitalisasi sungai-sungai di Kabupaten Mojokerto yang jumlahnya mencapai ratusan. Berfungsinya sungai, menurut dia akan mendorong sektor lainnya untuk bergerak, mulai sektor perikanan, pertanian lebih maju karena memiliki cadangan air irigasi, pariwisata bahkan hingga juga mendongkrak sektor transportasi.

Suami dari dr. Ikfinah Fahmawati ini mengingatkan, di zaman dahulu sungai menjadi sarana vital dalam aktifitas keseharian penduduk. Namun seiring berkembangnya sektor industri yang tuna kepedulian terhadap lingkungan menyebabkan sungai lumpuh dari sejuta fungsinya.

Salah satu sungai yang telah direvitalisasi oleh Mustofa adalah Sungai Sadar. Sungai yang memiliki panjang 16 kilometer dan lebar 8 meter ini diperdalam oleh Mustofa. “Sebelum dikeruk, kedalaman sungai hanya 80 sentimeter, tapi setelah diperdalam, menjadi 4 meter. Maka petani pun memiliki cadangan air untuk irigasi lahan pertaniannya. Sementara para penghobi memancing bisa terpuaskan karena kami isi sungai itu dengan ribuan benih ikan,” jelas Mustofa yang telah dikaruniai tiga anak ini.

Hasil pendalaman sungai ini, sambungnya, ternyata memunculkan potensi sungai yang sebelumnya terabaikan, yakni sebagai alternatif jalur transportasi. Sementara tanah yang dikeruk dan ditumpuk di sempadan sungai telah menjadi jalan selebar 3 meter yang bisa dilewati kendaraan. Masih banyak lagi PR yang menurut Mustofa yang harus dituntaskan dalam masa kepengurusan HKTI Jatim 2010-2015.

“Saya sangat bersyukur karena di HKTI, saya dipertemukan dengan saudara-saudara di seantero Jatim. Jadi silaturahmi saya tak terbatas di Mojokerto saja. Nanti saya akan segera berkoordinasi dengan Gubernur Jatim, dan seluruh jajaran organisasi HKTI untuk membantu Jatim mewujudkan peningkatan sektor pertanian. Setidaknya kontribusi pertanian terhadap perekonomian Jatim bisa meningkat, yang saat ini tercatat baru di kisaran 30% menjadi lebih dari 30%,” pungkas Mustofa. kbc3

Sumber : http://www.kabarbisnis.com/life-style/profil/2815681-Berupaya_mewujudkan_petani_sejahtera_dan_makmur.html

PPNSI Membangun Kemitraan Petani Sejahtera

Perhimpunan Petani Dan Nelayan Sejahtera Indonesia atau PPNSI yang dideklarasikan pada 17 September 2003 terus aktif menjalankan strategi kemitraan pemberdayaan untuk meningkatkan daya saing pertanian agar petani lebih sejahtera. Kegiatan berupa workshop dan pendampingan petani digagas oleh PPNSI. Kader PPNSI terlatih dalam mendampingi petani dari awal persiapan bertani sampai pemasaran.

“Kami mendampingi sampai petani benar-benar mandiri “ kata Ape Hermawan, salah seorang koordinator PPNSI yang barusan saja menggelar pelatihan beternak kelinci di Bogor Jawa Barat. Ditambahkan Ape, terutama di wilayah pedesaan, gizi buruk seringkali melanda
justru pada keluarga peternak. Mereka memiliki hewan ternak sapi, kambing dan ayam. Tetapi lebih memilih menguangkan ternak mereka daripada mengkonsumsinya. Dengan adanya workshop beternak kelinci ini demi memenuhi ketersediaan gizi masyarakat yang murah dan terjangkau tersebut.

Workshop Agrobisnis
Tidak hanya beternak kelinci, PPNSI juga mengadakan serangkaian workshop yang tujuannya meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan. Semisal pelatihan budidaya udang windu, pelatihan pembuatan biogas, pelatihan bertani organik, dan lain-lain.Semua sektor agrobisnis digarap oleh PPNSI, lembaga kemasyarakatan yang diketuai oleh Baran Wirawan Msi.Hal ini dikarenakan PPNSI berdiri hampir di seluruh propinsi , terdapat 33 cabang di wilayah Indonesia.

Kaderisasi terjalin melalui rekruitmen dari sebuah ormas politik, sekalipun demikian aktifitas pemberdayaan PPNSI tidak mengenal basis massa. Dengan berdiri di seluruh propinsi, PPNSI hadir untuk lebih mengoptimalkan ,memberdayakan,menguatkan kelembagaan kelompok tani dan gapoktan yang telah ada dengan konsep yang lebih P-A-T-E-N : Pemberdayaan-Advokasi-Teknologi-Edukasi-Networking. “Siapa saja boleh menjadi mitra PPNSI” kata Ape menuturkan misi dan visi organisasi yang diikutinya ini.

Sumber : http://www.ppnsi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=103:ppnsi-membangun-kemitraan-petani-sejahtera-&catid=18:aktivitas-organisasi&Itemid=114