Pembebasan BM impor pangan dinilai tidak strategis
SURABAYA, kabarbisnis.com:
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menganggap keputusan pemerintah untuk membebasakan bea masuk (BM) impor komoditas pangan seperti beras, kedelai, gandum, dan pakan ternak adalah kebijakan yang tidak strategis.
Pasalnya langkah tersebut hanya berdasarkan pada kepentingan konsumen dengan mengesampingkan kelangsungan sektor pertanian di masa yang akan datang.
"Kalau hal ini dilakukan, maka hasil produksi pertanian domestik akan terpukul dan harga akan jatuh. Pada akhirnya akan terjadi kebangkrutan massal di bidang pertanian yang akan mengakibatkan ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan selamanya," ungkap Ketua Bidang Penyuluhan dan Pengembangan Pertanian Dewan Pimpinan Nasional HKTI, Arum Sabil, di Surabaya, Rabu (19/1/2011).
Jika kebangkrutan massal terjadi, lanjutnya, bisa saja petani akan memilih menjual tanah mereka kepada pemilik modal untuk dijadikan lahan perumahan atau properti dan lahan industri.
"Kalau hal ini sampai terjadi, maka angka pengangguran akan semakin meningkat dan kemiskinan akan bertambah besar," tegas Arum.
Harusnya, terang laki-laki yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan meningkatkan daya beli masyarakat dan bukan malah masuk perangkap ketergantungan total terhadap komoditas pangan impor.
"Caranya ya dengan meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produksi mereka, karena hampir 60% masyarakat Indonesia hidup dari sektor tertanian. Jika daya beli mereka terangkat, maka berapapun harga pangan di pasaran, mereka akan mampu membeli," tekannya.
Adapun langkah yang harus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian diantaranya adalah dengan memperbaiki irigasi sawah yang sebagian besar telah mengalami kerusakan. Sebaban saat ini kondisi irigasi di persawahan sudah tidak bisa diandalkan.
"Jika musim penghujan air tidak bisa dibuang dan jika musim kemarau, air susah didapatkan," ungkapnya.
Upaya kedua yang harus dilakukan yaitu dengan menggencarkan aksi penggunaan pupuk organik untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia serta ketiga melakukan riset dan penelitian dengan membuat proyek percontohan pertanian berdasarkan kluster, seperti sentra tanaman jagung, sentra tanaman kedelai, sentra tanaman hortikultura dan sentra tanaman padi dan tebu.
"Dengan langkah ini, saya optimistis, kinerja pertanian kita akan mengalami peningkatan. Dan pastinya ketergantungan pangan impor tidak akan terjadi," lanjut Arum. kbc6
Sumber : http://www.kabarbisnis.com/life-style/perdagangan/2817485-Pembebasan_BM_impor_pangan_dinilai_tidak_strategis.html